1.1. Latar
belakang.
Ketika mendapati
informasi mengenai kecelakaan pesawat yang mengerikan, seringkali timbul
pertanyaan tentang keamanan pesawat dan hingga adanya ancaman terorisme.
Namun demikian, sampai fakta diketahui, berspekulasi tentang apa yang mungkin
benar-benar jadi penyebab kecelakaan merupakan tindakan yang tidak bijaksana.
Namun ada juga
beberapa faktor yang menyebabkan terjadi kecelakaan pada pesawat terbang
seperti
1.
Faktor Teknis. Ada 4
kemungkinan penyebab;cuaca, kondisi pesawat, infrastruktur penerbangan dan
human error
2.
Faktor non-Teknis. Ada
3 kemungkinan penyebab; Regulasi pemerintah, quality control, serta kultur dan
struktur masyarakat.
1.2. Tujuan.
Pada pembahasan ini kita akan melihat dan mencari tau
beberapa kecelakaan yang di akibatkan oleh kelalaian dan kurangnya perawatan
yang di lakukan kepada pesawat terbang dan juga meningkatkan keselamatan guna
menghindari dari kejadian yamg tidak kita inginkan.
2.
Insiden yang
pernah terjadi (semoga tidak terulang lagi)
Alaska Airlines Penerbangan 261 merupakan sebuah penerbangan terjadwal dari Bandar Udara
Internasional San Francisco menuju Bandar Udara
Internasional Seattle-Tacoma.
Pesawat ini membawa 83 penumpang dan 5 awak kabin. Kecelakaan ini menewaskan
seluruh penumpangnya yang berjumlah 88 orang. Pesawat jatuh di Samudera
Pasifik di
dekat Kepulauan Anacapa setelah gagal mendarat di Los
Angeles. Kecelakaan ini
disebabkan oleh kegagalan sistem trim horizontal, di mana akibat
kelalaian perawatan (kelalaian pelumasan), mekanisme baut penggerak trim
horizontal menjadi macet
dan ketika coba dibebaskan, mekanisme trim tersebut menjadi aus dan patah,
membuat trim horizontal terlepas dari penggerak dan berada di posisi naik,
membuat pesawat menukik tajam dan jatuh ke laut. Pesawat tersebut hancur
berkeping-keping saat menghantam laut, menewaskan seluruh penumpang dan krunya.
Aeroperu Penerbangan 603 adalah
sebuah Boeing
757-200 milik maskapai Aeroperu yang berangkat dari Lima, Peru, menuju ke Santiago, Chili. Pesawat ini jatuh
di Samudera
Pasifik, dekat Pasamayo, Peru. Kru pesawat itu
adalah dua pilot yang elit. Kapten Eric Schreiber, dan Ko-Pilot David
Fernandez.
Tak lama setelah lepas landas, horisontal buatan pesawat tersebut rusak. Ini terbukti
horisontal buatan tersebut tak bergerak ketika pesawat menanjak. Ditambah lagi,
Kapten Schreiber dan Ko-Pilot Fernandez terbang pada malam hari, di atas laut.
Mereka tak punya visual untuk terbang. Kali ini, mereka hanya bisa bergantung
pada ATC. Kemudian, alarm
menyala, memperingatkan bahwa pedal kemudi pesawat mengalami rudder
ratio. Alarm kedua menyala, dan menyatakan pesawat terbang terlalu cepat.
Lalu, alarm selanjutnya menyala dan memberi peringatan bahwa pesawat terbang
terlalu pelan.
Alarm terakhir menyatakan
bahwa pesawat terbang terlalu rendah. Akhirnya, mereka memutuskan untuk kembali
ke Lima, saat mereka ada di atas laut. Namun, radar darat menyatakan bahwa
pesawat Aeroperú itu terbang terlalu tinggi. "Aeroperu 603, kau terbang
pada ketinggian 9700 kaki." kata menara pengawas. "9700? Kami kali
ini masih terbang terlalu rendah!" kata Ko-Pilot Fernandez agak marah. Tak
lama kemudian, pesawat tersebut miring ke kiri dan sayapnya menghantam air. Kru
bisa merasakan guncangannya. "Naikkan pesawatnya! Kita akan menabrak
air!" kata Ko-Pilot.
Akhirnya, pesawat itu jatuh di
Samudera Pasifik. Menara mencoba memanggil, namun tak ada jawaban. 61 orang
penumpang, dan 9 orang kru, tewas. Mereka gagal melakukan pendaratan darurat
karena pesawat menghantam air.
Setelah diselidiki, ternyata
penyebabnya adalah sebuah masalah kecil. Sebelum terbang ke Santiago, mekanis
yang mengecek pesawat 757 itu menempelkan sebuah segel. Setelah dicek, segel
plastik itu tak dilepas. Segel tersebut menghalangi pitot-statik probe, yang
berfungsi sebagai pengukur perbedaan tekanan udara yang memungkinkan instrumen
dasar pesawat, seperti altimeter dan horizon buatan, bekerja). Itulah penyebab
jatuhnya pesawat Aeroperu 603. Sementara itu, ketinggian yang tercantum di
radar, adalah salah.
Aloha Airlines Penerbangan 243 - Kecelakaan terjadi pada maskapai Aloha
Airlines Boeing
737 N73711
tanggal 28 April 1988 akibat lepasnya sepertiga atap di bagian belakang kokpit pesawat.
Walau begitu pesawat masih dapat mengudara sekitar 15 menit setelah menukik
turun dari ketinggian 24.000 kaki dengan kecepatan sekitar 600 km perjam
karena hilangnya dekompresi di kabin pesawat. Pada saat kejadian berlangsung,
para penumpang yang duduk dibagian depan (Kelas I) tidak mendapatkan tabung
oksigan karena selang oksigan dibagian atas telah hilang. Salah seorang
pramugari tersedot keluar pesawat dan tidak ditemukan mayatnya hingga saat ini
di lautan Pasifik dekat Hawaii. Beberapa hari kemudian tim penyelidik dari NTSB dan badan yang terkait lainnya mewawancarai semua penumpang
untuk mengumpulkan informasi. Salah satu penumpang melihat dan mengetahui
adanya retakan kecil sekitar 15 sentimeter yang berada dekat dengan pintu depan
pesawat bagian depan sebelum pesawat tinggal landas. Jaraknya sekitar satu
setengah meter kebelakang dari pintu kiri depan pesawat. Penumpang tersebut
melihat dengan jelas ketika dia sedang menaiki tangga untuk masuk ke pesawat.
Namun dia tidak memberitahukan masalah ini kepada siapapun.
Air
India Penerbangan 855 adalah
sebuah Pesawat Boeing B-747-237B yang
jatuh di Bombay (Mumbai), India setelah
lepas landas dari Bandara Internasional Chhatrapati
Shivaji pada 1 Januari 1978.
Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 190 orang dan 23
awak dan hingga kini merupakan kecelakaan pesawat terbesar dalam sejarah India.
Pesawat tersebut sedang dalan perjalanan dari Bombay ke Dubai dan telah bersiap untuk lepas landas.
Saat lepas landas pesawat mengalami kerusakan instrumen (indikator belok
pesawat), membuat pilot kebingungan dan pesawat berbelok tanpa disadari dan
hingga akhirnya jatuh dan seluruh penumpang dan awak pesawat tewas.
Berikut adalah
beberapa kecelakaan yang terjadi yang di akibatkan dalam kelalaian dalam
bekerja dan dalam perawatan, semoga kejadian tersebut tidak pernah terulang
lagi dan juga dapat menjadi pelajaran agar dapat menjadi pelajaran agar
terhindar dari hal yang tak diinginkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar